Mutia Agustria, (dari poto keliatan pendiem yaak)
Seorang jilbaber yang lagi belajar nulis.
Punya motto kalau Nulis itu terapi jiwa. Percaya deh guys, pas nulis ada energi positif yang dikeluarin dari badan kita. Misal nih yaa kita lagi seneng sama sesuatu, kita tulis, nah bakal ada inspirasi buat ngehayalin yang kita seneng secara kreatif dan unik. Contoh gue lagi suka sama bunga tulip, nah bisa jadi dari hayalan gue tentang bunga tulip jadi sebuah cerpen yang romantis. Atau misal kita lagi kesel banget sama seseorang, nah ngomongin orang dari belakang kan ga baik, malah kadang memperbesar emosi dan cenderung ngelepas energi negatip dari badan kita. Yaa kita tulis aja kesel-keselnya kita, di buku diary kek, di blog kek, di daun ke, di atas langit, di air laut, *loh? di di di di diiii mana aja. Alhasil kesel kita berkurang kok, yakin sama gue.
Kehidupan gue monoton aja, anak pertama dari empat bersodara, semuanya nakal dan aneh-aneh, kayaknya cuma gue yang normal (apa ga kebalik neng?). Dari SD sampe Kuliah sekarang ini negeri terus ya, cinta pada buatan pemerintah sih (baca: Murah). Sekarang gue kuliah di fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya. Sesuai cita-cita dari dalam perut emak gue. Nulis ga produktif, hobi tidur (dalam itungan dua menit gue udah terbang ke alam mimpi, trust me) doyan makan, ga suka ngelawak, anaknya pendiem dan ga alay (nah ini niiih, ini baru bener). Mencitai seseorang dalam diam masih menjadi status gue saat ini.
Hamba Allah yang selalu ingin mendekat
-Salam-
Tapi bagi saya Dia itu adalah perempuan yang sangat - sangat Ideal, menarik dari perempuan lain, kenapa ? karena Dia itu kelihatan orangnya berIlmu, cerdas, tidak tau kenapa tapi memang begitu kelihatannya dan yang terpenting adalah Dia itu pasti memiliki Iman yang kuat orangnya sholeha sayang dengan orang tua dan keluarganya.
BalasHapuskecantikan pasti suatu saat akan memudar tetapi tidak dengan Ilmu dan Iman yang kuat.
Seorang jilbaber yang memang kelihatannya pendiem tapi di dalam dirinya bagai tersimpan hati yang bagaikan surga yang tak ternilai Indahnya.
Andaikan suatu saat bisa bertemunya, dengan senang hati saya akan menjadi teman yang siap menolongnya kapanpun, bukan ingin bermaksud apa-apa tapi hanya ingin kenal dan belajar banyak tentang Islam. karena saya yakin Dia dapat melakukannya.
walaupun tidak bisa bertemu sekarang, tapi saya ingin bertemu dengannya, ketika saya telah menyelesaikan pendidikan kuliah saya dan dia, dengan seizin Allah SWT.
Amiin
maaf sebelumnya jika tulisan ini telah mengganggu.